Rabu, 24 Februari 2010

SAMPAIKAN KEPADA PARA WANITA . . .

1. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.
2. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 lelaki soleh.
3. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk daripada 1,000 lelaki yang jahat.
4. 2 rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat
solat wanita yang tidak hamil.
5. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya daripada badannya (susu badan)
akan dapat satu pahala daripada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.
6. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan
letih akan mendapat pahala jihad
7. Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak selesa kerana menjaga
anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba.
8. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat
isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.
9. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan
kemudian menjaga adab rumahtangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal
daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 maalaikat dan bidadari dan wanita
itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang
kuda yang dibuat daripada yakut.
10. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit
akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati
anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.
11. Wanita yang memerah susu binatang dengan "bismillah" akan didoakan oleh
binatang itu dengan doa keberkatan.
12. Wanita yang menguli tepung gandum dengan bismillah", Allah akan berkatkan
rezekinya.
13. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu
lantai di baitullah.
14. Wanita yang menjaga solat, puasa dan taat pada suami, Allah akan
mengizinkannya untuk memasuki syurga dari mana-mana pintu yang dia suka.
15. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.
16. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.
17. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap
kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.
18. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira
sebagai mati syahid.
19. Jika wanita melayan suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.
20. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempoh (2 1/2 tahun), maka maalaikat-
malaikat di langit akan khabarkan berita bahawa syurga wajib baginya.
21. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan
memberi pahala satu tahun solat dan puasa.
22. Jika wanita memicit suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan
jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala tola perak.
23. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga.
24. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun
ibadat.

Hadis nabi mengenai wanita:
Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki.Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda, "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia".

Wallahua'lam..
Ya Allah, adakah aku ini hamba-MU yang layak untuk merindui syurgaMu.Tak t'daya rasanya menuju ke sana lantaran godaan syaitan & hawa nafsu.


Sumber :
http://www.dudung.net

Selasa, 23 Februari 2010

SYIRIK DAN MUSYRIK

Wajib Kita Menjauhinya

Kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun baik susah maupun senang, hendaklah hati kita selalu ingat : "La Haula wa La Quwwata illa Billah" ("Tiada daya dan kekuatan selain dari Allah", tidak ada yang lain sedikitpun)

Dalam kenyataannya, sekarang ini banyak kebiasaan Jahiliyah di jaman modern, banyak manusia di dunia ini bertuhan lebih dari satu. Al-Qur’an menamakan mereka ini musyrik, yaitu orang yang syirik. Kata syirik ini berasal dari kata syaraka yang berarti "mencampurkan dua atau lebih benda/hal yang tidak sama menjadi seolah-olah sama", misalnya mencampurkan beras kelas dua ke dalam beras kelas satu. Campuran itu dinamakan beras isyrak. Orang yang mencampurkannya disebut musyrik.

Lawan syaraka ialah khalasha artinya memurnikan. Beras kelas satu yang masih murni, tidak bercampur sebutir pun dengan beras jenis lain disebut beras yang Khalish. Jadi orang yang ikhlash bertuhankan hanya Allah ialah orang yang benar-benar bertauhid. Inilah konsep yang paling sentral di dalam ajaran Islam.

Mentauhidkan Allah ini tidaklah semudah percaya akan wujudnya Allah. Mentauhidkan Allah dengan ikhlash menghendaki suatu perjuangan yang sangat berat. Mentauhidkan Allah adalah suatu jihad yang terbesar di dalam hidup ini.

Kenyataannya, orang-orang yang sudah mengaku Islam pun, bahkan mereka yang sudah rajin bershalat, berpuasa dan ber’ibadah yang lain pun, di dalam kehidupan mereka sehari-hari masih bersikap, bahkan bertingkah laku seolah-olah mereka masih syirik (bertuhan lain di samping Tuhan Yang Sebenarnya). Mereka masih mencampurkan (mensyirikkan) pengabdian mereka kepada Allah itu dengan pengabdian kepada sesuatu "ilah" yang lain. Pengabdian sampingan itu biasanya ialah di dalam bentuk "rasa ketergantungan atau takut" kepada ilah yang lain itu (seperti : arwah nenek moyang, jin penunggu dsb). Oleh karena itu, al-Qur’an selalu mengingatkan dan menegaskan setiap Muslim, bahwa dosa terbesar yang tak akan terampunkan oleh Allah ialah syirik, hal ini ditegaskan dalam hampir setiap surat Al-Qur'an memuat ayat yang mengharuskan kita untuk mentaukhidkan Allah dan menjauhi syirik. Salah satunya Firman Allah SWT. dalam QS.Annisa ayat 48 dan 116 berikut ini :

Artinya : "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampunkan orang-orang yang mensyirikkan-Nya, tapi Ia akan mengampuni kesalahan lain (selain syirik itu) bagi siapa yang diperkenankan-Nya. Barangsiapa yang mensyirikkan Allah, sesungguhnyalah ia telah tersesat yang sejauh-jauhnya."

Selain itu masih banyak ayat lain yang menegaskannya.

Allah akan mengampuni semua dosa kecuali syirik dan akan kekal ia di neraka jika sampai ajal menjemputnya ia tidak taubat dari dosa syiriknya itu.
Dalil Al Qur'an adalah sebagai berikut ;

Pertama, Dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya, dan Dia akan mengampuni dosa lain yang berada di bawah tingkatan syirik bagi siapa saja yang dikehndaki oleh-Nya.” (QS. An Nisaa’: 48 dan 116)

Kedua, Allah mengharamkan surga dimasuki oleh orang yang berbuat syirik. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sesungguhnya Allah telah mengharamkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tiada seorang penolongpun bagi orang-orang zhalim tersebut.” (QS. Al Maa’idah: 72)

Ketiga, seorang musyrik akan kekal berada di dalam siksa neraka. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُوْلَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari kalangan ahli kitab dan orang-orang musyrik berada di dalam neraka Jahannam dan kekal di dalamnya, mereka itulah sejelek-jelek ciptaan.” (QS. Al Bayyinah: 6)

Keempat, dosa kesyirikan akan menghapuskan semua pahala amal shalih, betapapun banyak amal tersebut. Allah ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada para Nabi sebelum engkau, ‘Jika kamu berbuat syirik maka pastilah seluruh amalmu akan lenyap terhapus dan kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65)

Kelima, syirik adalah kezhaliman yang paling zalim. Allah ta’ala berfirman,

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Sesungguhnya syirik itu adalah kezhaliman yang sangat besar.” (QS. Luqman: 13)

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الأمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk" (QS. AL-An'am : 82)

Maka dari itu, dakwah para Nabi dan Rasul dari zaman ke zaman adalah dakwah tauhid karena tauhid adalah lawan dari syirik.

RasuluLlah pun pernah mengatakan, bahwa pokok pangkal setiap dosa ialah syirik ini, jadi senada dengan peringatan yang disampaikan al-Qur’an. Dapat difahami, bahwa setiap orang yang akan melakukan sesuatu dosa, apalagi buat pertama kali, akan merasakan, bahwa hati nuraninya akan memberontak. Detak jantungnya akan bertambah cepat, timbul rasa malu kalau-kalau perbuatannya itu akan dilihat orang lain, terutama kenalannya, maka pada saat itu ia lebih takut (malu) kepada orang (ilah lain) dari pada kepada Allah, Yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Maka pada saat itu ia sudah syirik sebelum melaksanakan keinginan hawa nafsunya itu.

Peringatan al-Qur’an dan ucapan Rasul itu disampaikan karena memang tidak mudah mencapai tingkat tauhid yang ikhlash itu. Sangat banyak kendala dan halangan yang harus diatasi jika orang ingin mencapai tingkat tauhid yang murni ini.

–dari buku Kuliah Tauhid, oleh Dr. Imaduddin A.–
(dengan beberapa penambahan kalimat)

Minggu, 21 Februari 2010

JANGAN TERJEBAK : Sholat Sebagai Rutinitas

(Sebuah Muhassabah/Introspeksi)

Perintah Sholat diterima oleh Rasulullah Muhammad SAW. pada peristiwa Isra' dan Mi'raj yang hampir setiap tahun diperingati oleh umat Islam. Setiap mengingat peristiwa tersebut sebaiknya dijadikan momentum dalam rangka revitalisasi (pengokohan) iman dan semangat beribadah, terutama dalam menegakkan ibadah shalat. Mulai dari komitmen pendirian ibadah ini, sampai kepada menghayati dan menggali potensi yang terkandung dalam ibadah yang sangat potensial ini.

Shalat adalah ibadah pembeda antara posisi orang mukmin dengan orang kafir. Dalam sebuah hadits riwayat Muslim nabi mengatakan : "Batas antara seseorang dengan kekafiran, adalah meninggalkan shalat". Siapa yang meninggalkan ibadah shalat, berarti ia memasuki zona kekafiran. Dalam hadits lain riwayat Bukhari-Muslim, nabipun berkata : "Siapa yang meninggalkan ibadah shalat dengan sengaja (tanpa alasan yang dibolehkan agama), maka ia telah menjadi kafir".

Pelaksanaan ibadah shalat terpaut dengan tegak atau hancurnya konstruksi agama (al-Diin). Hal ini dinyatakan nabi Muhmmad SAW dalam hadits shahihnya : "Siapa yang mendirikan shalat, berarti ia menegakkan agama, dan siapa yang meninggalkan shalat, berarti ia menghacurkan agama". (HR. Bukhari-Muslim)

Menurut pengertiannya, meninggalkan shalat memiliki dua makna : Pertama; meninggalkan shalat secara syari'at, artinya tidak mengerjakan aktivitas shalat secara lahir dengan syarat dan rukunnya, yang dilakukan dengan ucapan, perbuatan, sikap dan gerak lahir, yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Kedua; meninggalkan shalat secara hakikat/batin dari shalat itu. Dalam shalat itu, ia tidak memahami siapa yang disembah (ma'bud) dan siapa pula yang menyembah ('abid). Ia tidak memahami bagaimana niat dan itikad tauhid ditujukan, serta ia tidak memahami ke mana tujuan dan maksud tauhid disandarkan, dalam setiap gerak dan sikap dalam shalat itu.

Dari kenyataan sebelumnya, sering dijumpai banyak orang mendirikan ibadah shalat sampai usia lanjut, namun mereka tidak memperoleh kenikmatan dalam perjumpaan dengan Tuhannya, serta tidak mengalami perubahan dalam eksistensi diri. Contoh dalam hal ini ialah tidak hadirnya potensi untuk menangkap dan memahami pesan-pesan ketuhanan dalam setiap peristiwa di bumi ini, tidak hadirnya rasa takut untuk meninggalkan perintah Ilahi dan melanggar larangan-Nya, sesuai dengan potensi shalat itu sendiri, sebagai pencegah berbuat keji dan mungkar (QS. Al-angkabut : 45).

Secara jujur dapat dikatakan, bahwa sering terjadi pada diri seseorang muslim, dimana antara aqidah yang diyakininya (tauhid), begitupun ibadah yang ditekuninya, seolah-olah tidak nyambung sama sekali dengan realitas kehidupannya sehari-hari, bahkan mungkin berlawanan dengan sifat dan tingkah lakunya sehari-hari. Jadi sholat hanya dilakukan sebagai suatu rutinitas belaka tanpa ada makna yang membekas pada sifat dan tingkah laku pribadinya, ... na'udzubillah mindzalik.

Shalat yang benar, akan melahirkan sifat rendah hati pada diri seseorang. Di dalam gerak shalat, 8 buah tulang persendiannya tercecah ke bumi Allah dalam sujud. Sekalipun dahi letaknya tinggi, ibu jari kaki letaknya di bawah, namun sewaktu sujud kepada Allah, ia sejajar. Ini akan menghasilkan makna, bahwa ia betul-betul tidak ada artinya di hadapan Khaliq dan dengan sendirinya ia tidak akan bersifat sombong kepada sesama. Juga akan tercermin akhlaq yang baik pada dirinya. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang mendirikan sholat dengan sebenar-benarnya dan mendapatkan ridho Allah SWT... Amin.

Sebagian Naskah dari http://padang-today.com

Senin, 15 Februari 2010

AWAS BAHAYA GHIBAH ( MENGUNJING )

Menggunjing (Ghibah) adalah salah satu tindakan yang paling dibenci Allah. Tapi celakanya, kebiasaan ini justru disukai banyak orang, baik di kantor, ditempat kerja atau bahkan di rumah. Terurama kalangan ibu-ibu yang tanpa mereka sadari telah ber-ghibah karena seperti telah menjadi kebiasaan sehari-hari.

Kita semua tentu sudah mahfum, dengan alasan apapun gibah atau menggunjing berakibat hilangnya pahala dan menyebabkan dosa. Kita tentu tidak mengiginkan kasih sayang Allah yang telah banyak kita rasakan terhalang oleh ghibah.

Dewasa ini, dengan kecanggihan teknologi muncul bentuk-bentuk ghibah dengan berbagai macam ragamnya. Ghibah bisa terjadi ketika SMS, chating hingga perilaku lainnya yang tanpa disadari menjebak kita ke dalam Ghibah. Tayangan televisi atas permintaan penontonnya juga banyak menyuguhkan tayangan yang tak jauh dari menggunjing orang lain. Ujungnya beberapa waktu lalu beberapa kalangan memprotes dan mengharamkan Infotainment.

Allah SWT. berfirman : "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjingsebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantarakamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat Lagi Maha Penyayang (QS. Al-Hujuraat 12)

Rasulullah SAW. bersabda : Ketika saya Mi'raj, saya telah melihat suatu kaum yang berkuku tembaga digunakan untuk mencakar muka dan dada mereka sendiri, maka saya bertanya kepada Jibril, "Siapakah mereka itu?" Jawabnya : "Mereka yang memakan daging orang dan mencela kehormatan orang lain, (yakni Ghibah). (HR. Abu Dawud dari Anas ra.)


Melihat gambaran perumpamaan Ghibah begitu berat dosanya, sekiranya selalu berhati-hati dan berpikir dalam setiap berbicara adalah langkah terbaik untuk menghindarinya. Introspeksi diri adalah salah satu yang bisa mencegah terjadinya ghibah, apabila kita selalu sadar bahwa kita sendiri tidak sempurna di mata Allah maka disetiap kesempatan kita diajak menggunjing keburukan orang lain kita akan menghindari dan cukup berdo'a dalam hati "Ya Allah Semoga Saya Tidak menjadi seperti mereka yang menggunjing dan yang digunjingkan". Itu lebih baik untuk kita didunia maupun di akhirat. Semoga Allah selalu memudahkan dan membimbing kita ke jalan yang diridhai-Nya. Amin.

Cara-cara menangkal Ghibah :

1. Berbicara sambil berfikir.
"Perlukah saya mengatakan Hal ini?" "Apa manfaatnya? Apa mudharatnya?"
2. Selalu Ingat kepada Allah.
Ingatlah betapa buruknya dan besarnya kebencian Allah terhadap orang yang ber-ghibah.
3. Selalu Introspeksi diri dan percaya diri.
Orang yang tidak percaya diri suka mengikuti saja perbuatan orang lain sehingga mudah terseret dengan perbuatan ghibah orang lain. Bahkan dapat juga menyebabkan terjadinya ghibah, karena tidak mempunyai prinsip yang pasti pada diri sendiri sehingga senang memperhatikan, membicarakan dan menilai orang lain.
4. Buang penyakit hati.
Kebanyakan ghibah tumbuh karena didasari rasa iri dan benci, juga ketidakikhlasan menerima kenyataan bahwa orang lain bisa lebih dari kita. Dan kalau dirinya kurang beruntung, dia senang menyadari bahwa masih banyak orang yang lebih sengsara dari pada dirinya tetapi hanya untuk membanggakan diri bukannya bersyukur.
5. Posisikan diri.
Ingatlah ketika sedang membicarakan keburukan orang lain, bayangkan bagaimana jika keburukan kitapun dibicarakan orang. Sebagaimana hadits yang menyatakan bahwa "Allah akan menutup aib kita jika kita menutupi aib orang lain, dan sebaliknya Allah akan menunjukkan aib kita jika kita senang membuka aib orang lain."
6. Hindari, Ingatkan, Diam atau Pergi.
Berusahalah menghindari ghibah sebisa mungkin, dengan cara mengalihkan pembicaraan atau dengan mengingatkan orang yang mengajak ghibah. Kalau tidak berhasil lebih baik kita menyingkir.